Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Moully - Kisah kucing yang terlupakan

 Di rumah yang asri, tinggallah seekor kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Moully . Ia tinggal di rumah keluarga Juno. Moully  selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan di dapur keluarga Juno.


Moully


Moully  memang seekor kucing yang lucu dan menggemaskan. Matanya berwarna hijau dan kumisnya panjang berwarna putih. Ia suka mendengkur dan sangat senang bila tubuhnya dibelai.

Namun, tidak seorang pun di keluarga Juno suka membelai Moully . Kedua anak di keluarga Juno kurang menyukai binatang, sedang nyonya Juno sering membentak Moully  jika ia mengeong waktu nyonya Juno sedang memasak ikan.

Di samping rumah keluarga Juno, hiduplah seorang anak bernama Ballie. Ballie adalah anak yang baik dan sangat menyayangi binatang. Karena itu ia juga sangat menyayangi Moully . Setiap sore Moully  melompat dari pagar keluarga Juno untuk mencari Ballie dan minta dibelai.


“Alangkah senangnya aku jika Moully  ini kucingku,” kata Ballie kepada ibunya. “Aku ingin memelihara kucing juga, bu!” Tetapi ibu Ballie tidak ingin memelihara binatang di rumahnya, walaupun sebenarnya ia juga suka kepada Moully .

Pada suatu hari kuarga Juno pergi ke luar kota. Saat hendak berangkat, anak-anak keluarga Juno berpamitan kepada Ballie. Rupanya mereka hendak pergi berlibur selama sebulan. 

Setelah memasukkan semua barang ke dalam taksi, keluarga Juno berangkat. “Moully  pasti diajak juga,” pikir Ballie. Namun ia keliru. Ia sangat terkejut saat melihat Moully  masih ada di halaman rumah keluarga Juno. Ballie lalu menceritakan hal itu kepada ibunya. “Pasti ada orang yang diberi tugas untuk merawat dan memberi makan Moully  setiap hari,” kata ibu Ballie. 

Moully  bertanya-tanya ke mana tuannya pergi. Setelah lama menunggu ia menggaruk-garuk pintu dapur dengan cakarnya berharap dibukakan pintu. Tetapi tampaknya tidak ada orang di dalam rumah. Moully  lalu memeriksa kalau-kalau ada jendela yang terbuka sehingga ia bisa masuk, tapi ternyata semua jendela terkunci rapat.


Moully  merasa kesepian. Tetapi ia berharap tuannya akan pulang nanti sore. Tetapi setelah lama menunggu tuannya tidak juga pulang. Moully  mulai merasa kelaparan. Ia juga kedinginan karena harus tidur di luar. Walaupun bersembunyi di dalam semak-semak, ia tetap basah karena kehujanan. Moully  mulai sakit. 

Dua hari telah berlalu. Karena kelaparan Moully  memakan tulang kering yang ditemukannya dan juga daun-daun kering yang ada disekitar rumah. Penyakitnya juga semakin parah. Ia bersin-bersin dan lemas.

Pada hari keempat Moully  sudah menjadi sangat kurus. Ia bahkan hampir tidak bisa berjalan karena sangat lemah. Ia lalu teringat kepada Ballie, anak yang tinggal di rumah sebelah. Siapa tahu Ballie bisa memberinya makanan.

Ia lalu berjalan pelan menuju rumah Ballie. Saat melihat Moully , Ballie hampir tidak mengenalinya lagi. “Astaga!, kaukah itu Moully ?” seru Ballie terkejut. Ia berlutut dan membelai Moully . “Oh kasihan, kau sangat kurus, pasti kau kelaparan. Apakah tidak ada orang yang diberi tugas untuk memberimu makan?” 


Ballie segera mengambilkan ikan dan susu untuk Moully . “Oh kasihan,” kata ibu Ballie. Untuk sementara biar saja ia tidur di dapur kita.”

Moully  sangat senang. Setelah makan dengan lahap, ia lalu tidur dengan nyenyak di dapur ibu Ballie. Ballie bahkan memberinya tempat tidur dari kotak kayu. Ballie juga membersihkan badannya yang kotor karena beberapa hari tidur di semak-semak.

Malamnya, Moully  benar-benar terkejut. Ternyata dapur ibu Ballie banyak sekali tikusnya. Maka ia pun menangkap tikus-tikus itu, karena ia ingin membalas kebaikan Ballie dan ibunya.

Keesokan harinya ibu Ballie terkejut karena melihat banyak sekali tikus yang telah ditangkap oleh Moully . Ibu Ballie sangat senang. Moully  pun menjadi semakin disayang di keluarga itu. 


Sebulan kemudian, keluarga Juno pulang dari berlibur. Dengan berat hari Ballie mengantar Moully  pulang ke rumah keluarga Juno. Tapi, setiap diantar pulang, Moully  selalu melarikan diri dan kembali ke rumah Ballie. Moully  tahu bahwa Ballie dan ibunya sangat menyayanginya, tidak seperti keluarga Juno yang tega menelantarkannya. 

Karena keluarga Juno tidak terlalu memperdulikan Moully  akhirnya mereka pun memberikan kucing itu kepada Ballie. Akhirnya Moully  pun tinggal bersama Ballie dan ibunya. Ia sangat bahagia karena selalu disayang dan dibelai. Ibu Ballie pun senang karena dapurnya menjadi bebas dari gangguan tikus.

Post a Comment for "Moully - Kisah kucing yang terlupakan"